Tidak banyak yang bisa digali tentang bagaimana asal-usul Tropodo sebagai nama desa. Namun ada tonggak sejarah yang sangat erat kaitannya dengan sejarah Raja Airlangga dari Kerajaan Kahuripan di salah satu dusun di desa Tropodo yakni Dusun Klagen.
Di Dusun Klagen terdapat sebuah prasasti berukuran panjang 115 cm, dengan ketebalan 28 cm dan ukuran tinggi 215 cm bernama Prasasti Kamalagyan. Selain prasasti utama dalam ukuran besar, ada juga batu kecil di sampingnya. Pesan di prasasti ditatah dalam huruf Jawa Kuno dan dalam bahasa Jawa Kuno. Tulisan yang ditemukan dan bisa dibaca sebanyak 23 baris. Prasasti ini termasuk prasasti yang masih ada ditempatnya, dimana saat ini dilindungi dengan bangunan joglo berlantai dan beratap, yang melindungi prasasti dari panas matahari dan hujan.
Prasasti Kamlagyan menjelaskan tentang pembangunan bendungan di Wringin Sapta yang dilakukan oleh Raja Erlangga bersama dengan rakyat. Bendungan dibangun untuk mengatasi banjir yang sering menerjang beberapa desa maupun tanah perdikan. Beberapa desa di daerah hilir yang sering banjir diantaranya Desa Lusun, Panjuwan, Sijanatyesan, Panjiganting, Talan, Dasapangkah dan dan Desa Pangkaja. Selain desa pertanian tersebut ada juga beberapa daerah sima, diantaranya Kalang, Kalagyan, Thani Jumput dan beberapa tempat peribadatan seperti biara-biara, bangsal-bangsal kamulan untuk para pertapa, bangunan suci tempat pemujaan dewa, dan pertapaan-pertapaan, terutama daerah Labapura bagi Sang Hyang Dharma ring Isanabhawana di Surapura.
Sementara nama Tropodo sebagai nama desa diduga adalah kesepakatan para Rakyan atau Sesepuh yang membentuk desa. Menurut para tetua dulu ada sebuah punden di Dusun Tropodo bernama nDempok yang pada akhirnya nama nDempok bergeser dari tahun ke tahun menjadi Tropodo yang beberapa orang menyebut berasal dari padanan kata Trah yang Podo, dalam kata lain adalah saudara yang sama. Hal ini diperkuat dari bukti fisik pada beberapa makam penduduk misalnya di Dusun Balepanjang, penggali kubur sering menemukan batu bata kuno yang sepertinya masih erat kaitannya dengan prasasti yang ada di Dusun Klagen. Dusun Balepanjang sendiri ada punden bernama Branjangan yang menjadi asal usul nama Dusun Balepanjang. Juga di Dusun Areng-areng terdapat sebuah punden yang juga secara fisik terkait dengan punden yang ada di Dusun lain. Artinya semua punden yang ada pada setiap dusun di desa Tropodo masih mempunyai keterkaitan.
#Prasasti Kamlagyyan
#Sejarah
#Desa
#Kerajaan